Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang
berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.[1] Osiloskop dilengkapi dengan tabung
sinar katode.[1] Peranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.[1] Sorotan elektron membekas pada
layar.[1] Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.[1] Pengulangan ini menyebabkan bentuk
sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.[1]
Osiloskop
untuk mengukur beda fase gelombang
Osiloskop
biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop
dapat menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa,
periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal terkait.[2]
Semua alat
ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data,
semakin tinggi sampel data, semakin akurat peralatan elektronik tersebut.
Osiloskop, pada umumnya juga mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh karena
itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah osiloskop
mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10.000 data per detik),
maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10.000 kali dalam sedetik. Jika
yang diukur adalah sebuah gelombang dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap sampel akan
memuat data 1/4 dari sebuah gelombang penuh yang kemudian akan
ditampilkan dalam layar dengan grafik skala XY.
Oscilloscope,
alat untuk pengukuran gelombang signal frekuensi ini, sangat verguna dalam
pengukuran rangkaian elektronik seperti TV, Radio Komunikasi, dsb.
Untuk
perbaikan ponsel, diharapkan kita dapat menggunakan oscilloscope untuk
mengetahui kerusakan ponsel secara lebih akurat, selain dari pengalaman yang
kita miliki dalam mengatasi kerusakan pada ponsel.
Jadi ada
baiknya kita lebih mengenal sedikit atau banyak masalah oscilloscope ini.
Dalam thread
ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai instrument pengukuran ini.
ada 12
materi yg akan dibahas satu persatu..
Materi 1 :
1.
PENGENALAN OSCILLOSCOPE
Osiloskop
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal
berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini
ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V, pada
sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop
‘Dual Trace’ dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama.
Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang
berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
Gbr.3 Osiloskop analog Goodwill seri 622 G
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
Gbr.3 Osiloskop analog Goodwill seri 622 G
Apa Saja
yang dapat diukur dengan Osiloskop?
Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
* Mengukur
besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
* Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
* Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
* Membedakan arus AC dengan arus DC.
* Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
SETTING DEFAULT OSCILLOSCOPE
* Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
* Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
* Membedakan arus AC dengan arus DC.
* Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
SETTING DEFAULT OSCILLOSCOPE
Tombol Umum:
On/Off :
Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
CAL : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope
Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
CAL : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope
Tombol di
Vertikal Block :
Position :
Untuk mengatur naik turunnya garis.
V. Mode : Untuk mengatur Channel yg dipakai
Ch1 : Menggunakan Input Channel1
Ch2 : menggunakan Input Channel 2
Alt : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel 2
Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2
Add : Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2
Coupling : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,
Source : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2
Slope : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.
AC-GND-DC : Pilih AC utk gelombang bolak-balik (peak to peak)
Pilih DC utk gelombang/tegangan searah DC
Pilih GND utk menonaktifkan gelombang mis:Utk menentukan posisi awal
VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu kotak/DIV Vertikal.
V. Mode : Untuk mengatur Channel yg dipakai
Ch1 : Menggunakan Input Channel1
Ch2 : menggunakan Input Channel 2
Alt : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel 2
Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2
Add : Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2
Coupling : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,
Source : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2
Slope : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.
AC-GND-DC : Pilih AC utk gelombang bolak-balik (peak to peak)
Pilih DC utk gelombang/tegangan searah DC
Pilih GND utk menonaktifkan gelombang mis:Utk menentukan posisi awal
VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu kotak/DIV Vertikal.
Tombol di
Horizontal Block :
Position :
Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dlm satu kotak/DIV Horizontal.
X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.
Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.
TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dlm satu kotak/DIV Horizontal.
X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.
Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.
Rumus
frekuensi dengan Time(Waktu):
Frekuensi satuannya Hertz (Hz)
Time satuannya Detik/Second (s)
Frekuensi satuannya Hertz (Hz)
Time satuannya Detik/Second (s)
f = 1
T
T
T = 1
F
F
M = mega
(1.000.000) 1 MHz >< 1 S
µ = mikro (1/1.000.000)
µ = mikro (1/1.000.000)
Setting
tombol yang biasa saya gunakan untuk pengukuran frekuensi (Jadi gak perlu
milih2 lagi) :
26 Mhz dan
13 Mhz dan 38,4 Mhz
Volts/Div : 20m Volt
Time/Div : Mentok ke kanan
Volts/Div : 20m Volt
Time/Div : Mentok ke kanan
32 Khz
Crystal (Sebelum masuk CCONT)
Volts/Div : 20mV atau 50mV
Time/Div : 20 µS (Boleh juga 0,1mS / 50 µS / 10 µS)
Volts/Div : 20mV atau 50mV
Time/Div : 20 µS (Boleh juga 0,1mS / 50 µS / 10 µS)
32 Khz Sleep
Clock (Sesudah masuk CCONT)
Volts/Div : 1 Volts
Time/Div : 20 µ S
Volts/Div : 1 Volts
Time/Div : 20 µ S
RX I/Q
Volts/Div : 0,2 Volts
Time/Div : 1 mS
Volts/Div : 0,2 Volts
Time/Div : 1 mS
SClk
(Synthetizer Clock) 3V
Volts/Div : 1 Volt
Time/Div : 0,1mS atau bebas.
Volts/Div : 1 Volt
Time/Div : 0,1mS atau bebas.
COBBA Clock
Volts/Div : 0,5 Volts
Time/Div : mentok ke kanan.
3. Kalibrasi Oscilloscope
Volts/Div : 0,5 Volts
Time/Div : mentok ke kanan.
3. Kalibrasi Oscilloscope
Pada
umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk kalibrasi.
Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi
dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz.
Misalkan
kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan
kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar di atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang merah dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz., seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar di atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang merah dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz., seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Gunakan
tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan seluruh gambar dalam
arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk menggerakkan seluruh gambar
dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan agar letak gambar mudah dilihat dan
dibaca.
4. Cara Kerja Osiloskop Analog
4. Cara Kerja Osiloskop Analog
Pada saat
osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal tegangan bergerak melalui probe ke
sistem vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop
analog.
Bergantung kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator akan memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal masukan.
Bergantung kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator akan memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal masukan.
Selanjutnya
sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal dalam
CRT(Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut akan
mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk fosfor dalam
CRT akan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan positif akan menyebabkan titik
tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun.
Sinyal akan
bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan horizontal
(horizontal sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak
melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya
melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada kecepatan
tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000 kali per detik.
Secara
bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal akan
menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan untuk menstabilkan
sinyal berulang. Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai pada titik yang sama
dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar berikut :
Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tentukan
skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi
tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala
Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan,
gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div
dipasang pada posisi paling besar.
2. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
3. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
4. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
5. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
5. Kinerja Osiloskop
2. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
3. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
4. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
5. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
5. Kinerja Osiloskop
Istilah yang
dijelaskan pada bagian ini akan sering digunakan untuk membicarakan kehandalan
sebuah osiloskop.
Lebar Pita
(Bandwidth)
Spesifikasi
bandwidth menunjukan daerah frekuensi yang dapat diukur oleh osiloskop dengan
akurat.
Sejalan
dengan peningkatan frekuensi, kapabilitas dari osiloskop untuk mengukur secara
akurat semakin menurun. Berdasarkan perjanjian, bandwidth menunjukkan frekuensi
ketika sinyal yang ditampilkan tereduksi menjadi 70.7% dari sinyal sinus yang
digunakan. (angka 70.7% mengacu pada titik “-3 dB”, sebuah istilah yang
berdasar pada skala logaritmik).
Rise Time
Rise Time
adalah cara lain untuk menjelaskan daerah frekuensi yang berguna dari sebuah
osiloskop. Perubahan sinyal rendah ke tinggi yang cepat, pada gelombang
persegi, menunjukkan rise time yang tinggi. Rise time menjadi sebuah
pertimbangan penting ketika digunakan dalam pengukuran pulsa dan sinyal tangga.
Sebuah osiloskop hanya dapat menampilkan pulsa yang risetime-nya lebih rendah
dari rise time osiloskop.
Sensitivitas
Vertikal
Sensitivitas
vertikal menunjukan berapa kemampuan penguatan vertikal untuk memperkuat sinyal
lemah. Sensitivitas vertikal biasanya bersatuan mVolt/div. Sinyal terlemah yang
dapat ditangkap oleh osiloskop umumnya adalah 2 mV/div.
Kecepatan Sapuan (Sweep Speed)
Kecepatan Sapuan (Sweep Speed)
Untuk
osiloskop analog, spesifikasi ini menunjukkan berapa cepat “trace” dapat
menyapu sepanjang layar, yang memudahkan untuk mendapatkan detail dari sinyal.
Kecepatan sapuan tercepat dari sebuah osiloskop biasanya bersatuan
nanodetik/div (ns/Div)
Akurasi Gain
Akurasi
penguatan menunjukkan seberapa teliti sistem vertikal melemahkan atau
menguatkan sebuah sinyal.
Basis Waktu
dan Akurasi Horizontal
Akurasi
horizontal menunjukkan seberapa teliti sistem horizontal menampilkan waktu dari
sinyal. Biasanya hal ini dinyatakan dengan % error.
Sample Rate
Pada
osiloskop digital, sampling rate menunjukkan laju pencuplikan yang bisa
ditangkap oleh ADC (tentu saja sama dengan osiloskop). Sample rate maksimum
ditunjukkan dengan megasample/detik (MS/s). Semakin cepat osiloskop mencuplik
sinyal, semakin akurat osiloskop menunjukkan detil suatu sinyal yang cepat.
Sample rate minimum juga penting jika diperlukan untuk melihat perubahan kecil
sinyal yang berlangsung dalam waktu yang panjang.
Resolusi ADC
(Resolusi Vertical)
Resolusi
dari ADC (dalam bit) menunjukkan seberapa tepat ADC dapat mengubah tegangan
masukan menjadi nilai digital.
Panjang
Record
Panjang
record dari sebuah osiloskop digital menunjukkan berapa banyak gelombang dapat
disimpan dalam memori. Tiap gelombang terdiri dari sejumlah titik. Titik-titik
ini dapat disimpan dalam sebuah record gelombang. Panjang maksimum dari record
bergantung dari banyaknya memori dalam osiloskop. Karena osiloskop hanya dapat
menyimpan dalam jumlah yang terbatas ada pertimbangan antara detail record dan
panjang record. Karena itu kita dapat memperoleh sebuah gambaran detil untuk
waktu yang pendek atau gambaran yang kurang mendetil untuk jangka waktu yang
lebih lama. Pada Beberapa osiloskop kita dapat menambahkan memori untuk
meningkatkan panjang record.
6. Panel Kendali
6. Panel Kendali
Perhatikan
bagian depan. Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama Vertical,
Horizontal, and Trigger. Osilosokop anda mungkin mempunyai bagian-bagian
tambahan lainnya tergantung pada model dan tipe osiloskop (analog atau
digital). Perhatikan bagian input. Bagian ini adalah tempat anda memasukkan
input. Kebanyakan osiloskop paling sedikit mempunyai 2 input dan masing-masing
input dapat menampilkan tampilan gelombang di monitor peraga. Penggunaan secara
bersamaan digunakan untuk tujuan membandingkan.
Tampilan Depan Panel Kontrol
Tampilan Depan Panel Kontrol
Pelajari
kegunaan tombol-tombol berikut ini:
1. Tombol
kontrol Volts/Div dengan pengatur tambahan untuk kalibrasi
2. Tombol Time/Div dengan pengatur tambahan untuk kalibrasi
3. Pastikan lokasi terminal untuk sinyal kalibrasi.
4. Tombol Trigger atau Hold Off
5. Tombol pengatur intensitas dan pengatur fokus.
6. Pengatur posisi gambar arah vertikal (V pos.) dan arah horizontal (H pos.)
7. Jika menggunakan osiloskop “Dual Trace”, ada selektor kanal 1, 2, atau dual.
8. Pastikan lokasi terminal masukan kanal 1 dan kanal 2.
Ini semua adalah penjelasan umum dalam persiapan osiloskop. Jika anda belum yakin bagaimana melakukan ini semua, kembali lihat manual yang tersertakan ketika membeli osiloskop. Bagian kontrol menggambarkan kontrol-kontrol secara detil.
2. Tombol Time/Div dengan pengatur tambahan untuk kalibrasi
3. Pastikan lokasi terminal untuk sinyal kalibrasi.
4. Tombol Trigger atau Hold Off
5. Tombol pengatur intensitas dan pengatur fokus.
6. Pengatur posisi gambar arah vertikal (V pos.) dan arah horizontal (H pos.)
7. Jika menggunakan osiloskop “Dual Trace”, ada selektor kanal 1, 2, atau dual.
8. Pastikan lokasi terminal masukan kanal 1 dan kanal 2.
Ini semua adalah penjelasan umum dalam persiapan osiloskop. Jika anda belum yakin bagaimana melakukan ini semua, kembali lihat manual yang tersertakan ketika membeli osiloskop. Bagian kontrol menggambarkan kontrol-kontrol secara detil.
Tampilan
Depan Panel Kontrol
Pelajari
kegunaan tombol-tombol berikut ini:
1. Tombol
kontrol Volts/Div dengan pengatur tambahan untuk kalibrasi
2. Tombol Time/Div dengan pengatur tambahan untuk kalibrasi
3. Pastikan lokasi terminal untuk sinyal kalibrasi.
4. Tombol Trigger atau Hold Off
5. Tombol pengatur intensitas dan pengatur fokus.
6. Pengatur posisi gambar arah vertikal (V pos.) dan arah horizontal (H pos.)
7. Jika menggunakan osiloskop “Dual Trace”, ada selektor kanal 1, 2, atau dual.
8. Pastikan lokasi terminal masukan kanal 1 dan kanal 2.
Ini semua adalah penjelasan umum dalam persiapan osiloskop. Jika anda belum yakin bagaimana melakukan ini semua, kembali lihat manual yang tersertakan ketika membeli osiloskop. Bagian kontrol menggambarkan kontrol-kontrol secara detil.
Pengendali Horizontal
2. Tombol Time/Div dengan pengatur tambahan untuk kalibrasi
3. Pastikan lokasi terminal untuk sinyal kalibrasi.
4. Tombol Trigger atau Hold Off
5. Tombol pengatur intensitas dan pengatur fokus.
6. Pengatur posisi gambar arah vertikal (V pos.) dan arah horizontal (H pos.)
7. Jika menggunakan osiloskop “Dual Trace”, ada selektor kanal 1, 2, atau dual.
8. Pastikan lokasi terminal masukan kanal 1 dan kanal 2.
Ini semua adalah penjelasan umum dalam persiapan osiloskop. Jika anda belum yakin bagaimana melakukan ini semua, kembali lihat manual yang tersertakan ketika membeli osiloskop. Bagian kontrol menggambarkan kontrol-kontrol secara detil.
Pengendali Horizontal
Gunakan
pengendali horizontal untuk mengatur posisi dan skala pada bagian horizontal
gelombang. Gambar berikut menunjukkan jenis panel depan dan penala layar untuk
mengatur bagian horizontal.
Kontrol Horizontal
Kontrol Horizontal
Tombol
Posisi
Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar gelombang dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya sesuai keinginan kita pada layar.
Tombol Time / Div ( time base control)
Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk mengatur skala horizontal. Sebagai contoh, jika skala dipilih 1 ms, berarti tiap kotak(divisi) menunjukkan 1 ms dan total layar menunjukkan 10 ms(10 kotak horisontal). Jika satu gelombang terdiri dari 10 kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau frekuensi gelombang tersebut adalah 100 Hz. Mengubah Time/div membuat kita bisa melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecil dari semula, pada layar osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih rapat atau renggang.
Seringkali skala Time/Div dilengkapi dengan tombol variabel (fine control) untuk mengatur skala horsiontal.. Tombol ini digunakan untuk melakukan kalibrasi waktu..
Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar gelombang dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya sesuai keinginan kita pada layar.
Tombol Time / Div ( time base control)
Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk mengatur skala horizontal. Sebagai contoh, jika skala dipilih 1 ms, berarti tiap kotak(divisi) menunjukkan 1 ms dan total layar menunjukkan 10 ms(10 kotak horisontal). Jika satu gelombang terdiri dari 10 kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau frekuensi gelombang tersebut adalah 100 Hz. Mengubah Time/div membuat kita bisa melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecil dari semula, pada layar osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih rapat atau renggang.
Seringkali skala Time/Div dilengkapi dengan tombol variabel (fine control) untuk mengatur skala horsiontal.. Tombol ini digunakan untuk melakukan kalibrasi waktu..
Pengendali
Vertikal
Pengendali
ini digunakan untuk merubah posisi dan skala gelombang secara vertikal.
Osiloskop memiliki pula pengendali untuk mengatur masukan coupling dan kondisi
sinyal lainnya yang dibahas pada bagian ini. Gambar 1 menunjukkan tampilan
panel depan dan menu on-screen untuk kontrol vertikal.
Kontrol Vertikal
Kontrol Vertikal
Tombol
Posisi
Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar gelombang pada layar ke arah atas atau ke bawah.
Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar gelombang pada layar ke arah atas atau ke bawah.
Tombol Volts
/ Div
Tombol Volts / div menagtur skala tampilan pada arah vertikal. Pemilihan posisi. Misalkan tombol Volts/Div diputar pada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah vertikal. Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya. Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak vertikal. Jika probe yg digunakan menggunakan faktor pelemahan 10x, maka tegangan yang terbaca harus dikalikan 10.
Seringkali skala Volts/Div dilengkapi dengan tombol variabel penguatan( variable gain) atau fine gain control. Tombol ini digunakan untuk melakukan kalibrasi tegangan.
Tombol Volts / div menagtur skala tampilan pada arah vertikal. Pemilihan posisi. Misalkan tombol Volts/Div diputar pada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah vertikal. Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya. Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak vertikal. Jika probe yg digunakan menggunakan faktor pelemahan 10x, maka tegangan yang terbaca harus dikalikan 10.
Seringkali skala Volts/Div dilengkapi dengan tombol variabel penguatan( variable gain) atau fine gain control. Tombol ini digunakan untuk melakukan kalibrasi tegangan.
Masukan
Coupling
Coupling
merupakan metoda yang digunakan untuk menghubungkan sinyal elektrik dari suatu
sirkuit ke sirkuit yang lain. Pada kasus ini, masukan coupling merupakan
penghubung dari sirkuit yang sedang di tes dengan osiloskop. Coupling dapat
ditentukan/diset ke DC, AC, atau ground. Coupling AC menghalangi sinyal
komponen DC sehingga terlihat bentuk gelombang terpusat pada 0 volts. Gambar 2
mengilustrasikan perbedaan ini. Coupling AC berguna ketika seluruh sinyal (arus
bolak balik dan searah) terlalu besar sehingga gambarnya tidak dapat
ditampilkan secara lengkap.
Masukan coupling AC dan DC
Setting ground memutuskan hubungan sinyal masukan dari sistem vertikal, sehingga 0 volts terlihat pada layar. Dengan masukan coupling tang di-ground kan dan auto trigger mode (mode picu otomatis), terkihat garis horisontal pada layar yang menggambarkan 0 volts. Pergantian dari DC ke ground dan kemudian baik lagi berguna untuk pengukuran tingkat sinyal tegangan.
Masukan coupling AC dan DC
Setting ground memutuskan hubungan sinyal masukan dari sistem vertikal, sehingga 0 volts terlihat pada layar. Dengan masukan coupling tang di-ground kan dan auto trigger mode (mode picu otomatis), terkihat garis horisontal pada layar yang menggambarkan 0 volts. Pergantian dari DC ke ground dan kemudian baik lagi berguna untuk pengukuran tingkat sinyal tegangan.
Filter
Frekuensi
Kebanyakan osiloskop dilengkapi dengan rangkaian filter frekuensi. Dengan membatasi frekuensi sinyal yang boleh masuk memungkinkan untuk mengurangi noise/gangguan yang kadang-kadang muncul pada tampilan gelombang, sehingga didapat tampilan sinyal yang lebih baik.
Kebanyakan osiloskop dilengkapi dengan rangkaian filter frekuensi. Dengan membatasi frekuensi sinyal yang boleh masuk memungkinkan untuk mengurangi noise/gangguan yang kadang-kadang muncul pada tampilan gelombang, sehingga didapat tampilan sinyal yang lebih baik.
Pembalik
Polaritas
Kebanyakan osiloskop dilengkapi dengan pembalik polaritas sinyal, sehingga tampilan gambar berubah fasanya 180 derajad.
Kebanyakan osiloskop dilengkapi dengan pembalik polaritas sinyal, sehingga tampilan gambar berubah fasanya 180 derajad.
Alternate
and Chop Display
Pada
osiloskop analog, misal dua kanal, ada dua cara untuk menampilkan sinyal
gelombang secara bersamaan. Mode bolak-balik (alternate) menggambar setiap
kanal secara bergantian. Mode ini digunakan dengan kecepatan sinyal dari medium
sampai dengan kecepatan tinggi, ketika skala times/div di set pada 0.5 ms atau
lebih cepat.
Mode chop
menggambar bagian-bagian kecil pada setiap sinyal ketika terjadi pergantian
kanal. Karena pergantian kanal terlalu cepat untuk diperhatikan, sehingga
bentuk gelombang tampak kontinu. Untuk mode ini biasanya digunakan dengan
sinyal lambat dengan kecepatan sweep 1ms per bagian atau kurang. Gambar 3
menunjukkan perbedaan antara 2 mode tersebut. Seringkali berguna untuk melihat
sinyal dengan ke dua cara, Untuk meyakinkan didapat pandangan terbaik, cobalah
kedua cara tersebut
8. Pengukuran Fasa
8. Pengukuran Fasa
Bagian
pengontrol horizontal memiliki mode XY sehingga kita dapat menampilkan sinyal
input dibandingkan dengan dasar waktu pada sumbu horizontal. (Pada beberapa
osiloskop digital digunakan mode setting tampilan).
Fase
gelombang adalah lamanya waktu yang dilalui dimulai dari satu loop hingga awal
dari loop berikutnya. Diukur dalam derajat. Phase shift menjelaskan perbedaan
dalam pewaktuan antara dua atau lebih sinyal periodik yang identik.
Salah satu cara mengukur beda fasa adalah menggunakan mode XY. Yaitu dengan memplot satu sinyal pada bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu horizontal(sumbu X). Metoda ini akan bekerja efektif jika kedua sinyal yang digunakan adalah sinyal sinusiodal. Bentuk gelombang yang dihasilkan adalah berupa gambar yang disebut pola Lissajous(diambil dari nama seorang fisikawan asal Perancis Jules Antoine Lissajous dan diucapkan Li-Sa-Zu). Dengan melihat bentuk pola Lissajous kita bisa menentukan beda fasa antara dua sinyal. Juga dapat ditentukan perbandinga frekuensi. Gambar di bawah ini memperlihatkan beberapa pola Lissajous denagn perbandingan frekuensi dan beda fasa yang berbeda-beda.
Pola Lissajous
Bagian ini telah menjelaskan dasar-dasar teknik pengukuran. Pengukuran lainnya membutuhkan setting up osiloskop untuk mengukur komponen listrik pada tahapan lebih mendalam,melihat noise pada sinyal, membaca sinyal transien, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya. Teknik pengukuran yang akan kita gunakan bergantung jenis aplikasinya, tetapi kita telah mempelajari cukup banyak untuk seorang pemula. Praktek menggunakan osiloskop dan bacalah lebih banyak mengenai hal ini. Dengan terbiasa maka pengoperasian dan pengukuran akan menjadi lebih mudah.
9. Pengukuran Waktu dan Frekuensi
Salah satu cara mengukur beda fasa adalah menggunakan mode XY. Yaitu dengan memplot satu sinyal pada bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu horizontal(sumbu X). Metoda ini akan bekerja efektif jika kedua sinyal yang digunakan adalah sinyal sinusiodal. Bentuk gelombang yang dihasilkan adalah berupa gambar yang disebut pola Lissajous(diambil dari nama seorang fisikawan asal Perancis Jules Antoine Lissajous dan diucapkan Li-Sa-Zu). Dengan melihat bentuk pola Lissajous kita bisa menentukan beda fasa antara dua sinyal. Juga dapat ditentukan perbandinga frekuensi. Gambar di bawah ini memperlihatkan beberapa pola Lissajous denagn perbandingan frekuensi dan beda fasa yang berbeda-beda.
Pola Lissajous
Bagian ini telah menjelaskan dasar-dasar teknik pengukuran. Pengukuran lainnya membutuhkan setting up osiloskop untuk mengukur komponen listrik pada tahapan lebih mendalam,melihat noise pada sinyal, membaca sinyal transien, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya. Teknik pengukuran yang akan kita gunakan bergantung jenis aplikasinya, tetapi kita telah mempelajari cukup banyak untuk seorang pemula. Praktek menggunakan osiloskop dan bacalah lebih banyak mengenai hal ini. Dengan terbiasa maka pengoperasian dan pengukuran akan menjadi lebih mudah.
9. Pengukuran Waktu dan Frekuensi
Ambil waktu
pengukuran dengan menggunakan skala horizontal pada osiloskop. Pengukuran waktu
meliputi perioda, lebar pulsa(pulse width), dan waktu dari pulsa. Frekuensi
adalah bentuk resiprok dari perioda, jadi dengan mengukur perioda frekuensi
akan diketahui, yatu satu per perioda. Seperti pada pengukuran tegangan,
pengukuran waktu akan lebih akurat saat meng-adjust porsi sinyal yang akan
diukur untuk mengatasi besarnya area pada layar. Ambil pengukuran waktu
sepanjang garis horizontal pada tengah-tengah layar, atur time/div untuk
memperoleh pengukuran yang lebih akurat.
(Lihat gambar berikut .)
engukuran Waktu Pada Skala Tengah Horizontal dan contoh animasi penggunaan pengaturan waktu
Pada banyak aplikasi, informasi mendetil tentang pulsa sangatlah penting. Pulsa bisa mengalami distorsi dan menyebabkan rangkaian digital menjadi malfungsi, dan pewaktuan pulsa pada jalannya seringkali signifikan.
(Lihat gambar berikut .)
engukuran Waktu Pada Skala Tengah Horizontal dan contoh animasi penggunaan pengaturan waktu
Pada banyak aplikasi, informasi mendetil tentang pulsa sangatlah penting. Pulsa bisa mengalami distorsi dan menyebabkan rangkaian digital menjadi malfungsi, dan pewaktuan pulsa pada jalannya seringkali signifikan.
Pengukuran
standard pulsa adalah mengenai pulse width dan pulse rise time. Rise time
adalah waktu yang diperlukan pulsa saat bergerak dari tegangan low ke high.
Dengan aturan pengukuran rise time ini diukur dari 10% hingga 90% dari tegangan
penuh pulsa. Hal ini mengeliminasi ketidakteraturan pada sudut transisi pulsa.
Hal ini juga menjelaskan kenapa pada kebanyakan osiloskop memiliki 10% hingga
90% penandaan pada layarnya. Lebar pulsa adalah lamanya waktu yang diperlukan
saat bergerak dari low ke high dan kembali ke low lagi. Dengan aturan lebar
pulsa terukur adalah 50% tegangan penuh. Untuk lebih jelas anda lihat gambar
berikut :
Titik Pengukuran Waktu dan Pulsa
Pengukuran pulsa seringkali memerlukan penalaan yang baik yaitu trigerring. Untuk lebih meguasai pengukuran pulsa, anda harus mempelajari bagaimana menggunakan trigger hold off untuk mengeset osiloskop digital intuk menangkap pretrigger data, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada sesi pembahasan kontrol.
10. Sumber Sinyal
Titik Pengukuran Waktu dan Pulsa
Pengukuran pulsa seringkali memerlukan penalaan yang baik yaitu trigerring. Untuk lebih meguasai pengukuran pulsa, anda harus mempelajari bagaimana menggunakan trigger hold off untuk mengeset osiloskop digital intuk menangkap pretrigger data, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada sesi pembahasan kontrol.
10. Sumber Sinyal
Makna umum
dari sebuah pola yang berulang terhadap waktu disebut gelombang, termasuk
didalamnya gelombang suara, otak maupun listrik. Satu siklus dari sebuah
gelombang merupakan bagian dari gelombang yang berulang.
Sebuah
bentuk gelombang (waveform) merupakan representasi grafik dari sebuah
gelombang. Bentuk gelombang tegangan menunjukkan waktu pada sumbu horizontal
dan amplitudo tegangan pada sumbu vertikal.
Sebuah bentuk gelombang dapat menunjukkan berbagai hal tentang sebuah sinyal. Naik-turunnya gelombang menunjukkan perubahan tegangan. Sebuah garis yang datar menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan pada jangka waktu tersebut. Garis diagonal menunjukkan perubahan linear – meningkat atau menurunnya tegangan dengan laju tetap. Sudut yang tajam menunjukkan perubahan mendadak.
Sebuah bentuk gelombang dapat menunjukkan berbagai hal tentang sebuah sinyal. Naik-turunnya gelombang menunjukkan perubahan tegangan. Sebuah garis yang datar menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan pada jangka waktu tersebut. Garis diagonal menunjukkan perubahan linear – meningkat atau menurunnya tegangan dengan laju tetap. Sudut yang tajam menunjukkan perubahan mendadak.
Sumber
gelombang listrik (sinyal listrik) dapat berasal dari berbagai macam, seperti: dari
signal generator (pembangkit sinyal), jala-jala listrik, rangkaian elektronik,
dll. Beberapa diantaranya ditunjukkan pada gambar
11. Probe
11. Probe
Sekarang
anda siap menghubungkan probe ke osiloskop. Probe adalah kabel penghubung yang
ujungnya diberi penjepit, dengan penghantar kerkualitas, dapat meredam
sinyal-sinyal gangguan, seperti sinyal radio atau noise yang kuat.
Probe didesain untuk tidak mempengaruhi rangkain yang diukur. Hambatan keluaran dari osiloskop mungkin saja membebani rangkaian yang akan diukur. Untuk meminimumkan pengaruh pembebanan, anda mungkin perlu menggunakan probe peredam (pasif) 10 X
Probe didesain untuk tidak mempengaruhi rangkain yang diukur. Hambatan keluaran dari osiloskop mungkin saja membebani rangkaian yang akan diukur. Untuk meminimumkan pengaruh pembebanan, anda mungkin perlu menggunakan probe peredam (pasif) 10 X
Osiloskop
anda mungkin dilengkapi dengan probe pasif sebagai standar pelengkap. Probe
pasif berguna sebagai alat untuk tujuan pengujian tertentu dan troubleshooting.
Untuk pengukuran atau pengujian yang spesifik, beberap probe yang lain mungkin
diperlukan. Misalnya probe aktif dan probe arus.
Penjelasan selanjutnya, akan lebih menekankan pada pemakaian probe pasif karena tipe probe ini mempunyai fleksibiltas dalam penggunaannya.
Penjelasan selanjutnya, akan lebih menekankan pada pemakaian probe pasif karena tipe probe ini mempunyai fleksibiltas dalam penggunaannya.
Menggunakan
Probe Pasif
Kebanyakan
probe pasif mempunyai beberapa faktor derajat peredaman, seperti 10 X, 100 X
dll. Menurut kesepakatan, tulisan 10 X berarti faktor redamannya 10 kali.
Amplitudo tegangan sinyal yang masuk akan diredam 10 kali, Besarnya tegangan
yang terukur oleh osiloskop harus dikalikan 10. Bedakan dengan tulisan X 10,
berarti faktor penguatannya 10 kali. Amplitudo tegangan sinyal yang masuk akan
diperbesar 10 kali. Besarnya tegangan yang terukur oleh osiloskop harus dibagi
10.
Probe
peredaman 10 X meminimumkan pembebanan pada rangkaian dan ini adalah tujuan
utama daripada probe pasif. Pembebanan pada rangkaian lebih terlihat pada
frekuensi tinggi, maka pastikan untuk menggunakan probe ini ketika pengukuran
di atas 5 KHz. Probe peredaman 10X meningkatkan keakuratan pengukuran, tetapi
di lain pihak mengurangi amplitudo sinyal sebesar faktor 10.
Karena
meredam sinyal, probe peredaman 10 X membuat masalah ketika menampilkan sinyal
dibawah 10 milivolt. Probe 1X berarti tidak ada peredaman sinyalGunakan probe
peredaman 10 X sebagai probe standar anda, tetapi tetap menggunakan probe 1X
untuk pengukuran sinyal-sinyal yang lemah. Beberapa probe mempunyai bagian
khusus yang dapat mengganti-ganti antara probe 1x dan probe 10 X. Jika probe
anda mempunyai bagian ini, pastikan anda melakukan seting yang benar sebelum
pengukuran.
Gambar
berikut memperlihatkan diagram sederhana pada bagian kerja internal dari probe.
Hambatan masukan osiloskop 1 MOhm diseri dengan hambatan 9 Mohm, sehingga
tegangan masukan pada terminal osiloskop menjadi 1/10 kali tegangan yang
diukur.
Probe 10 X dan osiloskop membentuk rangkaian pembagi tegangan
Sedangkan di bawah ini ditunjukkan probe dengan tipikal pasif dan beberapa aksesoris yang digunakan bersama probe
Probe pasif dan asesoris.
Probe 10 X dan osiloskop membentuk rangkaian pembagi tegangan
Sedangkan di bawah ini ditunjukkan probe dengan tipikal pasif dan beberapa aksesoris yang digunakan bersama probe
Probe pasif dan asesoris.
Dimana
Memasangkan Pencapit Ground
Ada dua terminal penghubung pada probe, yaitu ujung probe dan kabel ground yang biasanya dipasangi capit buaya. Pada prakteknya capit buaya tersebut dihubungkan dengan bagian ground pada rangkaian, seperti chasis logam, dan sentuhkan ujung probe pada titik yang dites pada rangkaian.
Ada dua terminal penghubung pada probe, yaitu ujung probe dan kabel ground yang biasanya dipasangi capit buaya. Pada prakteknya capit buaya tersebut dihubungkan dengan bagian ground pada rangkaian, seperti chasis logam, dan sentuhkan ujung probe pada titik yang dites pada rangkaian.
wassalam. .
. .
matur suwun,…
matur suwun,…
Be the first
to like this.
0 Responses to “petunjuk penggunaan oscilloscope”
- Leave a Comment
Leave a Reply
0 comments:
Post a Comment